Surat Cinta Sebagai Ungkapan Cinta Dan Terima Kasih Buat Mantan
Surat Cinta Terakhir Untuk Sang Mantan – Kata Kata Cinta Menyentuh Hati Buat Mantan Kekasih, Seperti mana kita tau, mantan adalah orang yang pernah hadir dalam kehidupan kita,,! Menjadi mantan bukan berarti terhapusnya semua cinta, cinta yang terpatri dalam lubuk hati terkadang memang sulit untuk terhapus meski kita terpaksa meninggalkannya
Berikut ini adalah Serat cinta spesial untuk sang mantan kekasih, surat cinta ini cocok untuk dikirim buat mantan cewek / mantan cowok buat mantan suami atau mantan istri sebagai unngkapan kasih sayang agar hubungan masih tetap terjalin meski tak lagi berstatus sebagai kekasih.
Inilah surat cintanya, cekidot:
Ku buka, ku baca, ku buka dan ku baca lagi,entah sudah berapa kali lembaran kecil berwarna coklat itu menyita fikiran ku. Undangan pernikahan yang kau tunjukkan padaku. Rahman & Rima rangkaian nama yang berdampingan, nama mu dan nama calon istri mu. Awalnya aku senang terharu saat ku terima undangan pernikahan mu.
Akhirnya kau bisa melupakan ku sebagai masa lalu mu, akhirnya kau bisa temukan seorang yang bisa mendampingi mu menjalani masa depan. Aku senang karna kamu bisa bangkit dari keterpurukan sakit hati mu saat kau ku tinggalkan dulu. Ku baca, ku perhatikan lagi lembar kecil itu. Sampai membawa lamunan ku ke masa lalu. Masa di mana kita pernah merajut satu perasaan, perasaan cinta tujuh tahun yang lalu.
Di mana kenangan manis, pahit, suka dan duka pernah kita rasakan bersama. Waktu itu aku masih duduk di di bangku sekolah, usia kita terpaut empat tahun, sosok mu yang pemalu, pendiam, dan sederhana mampu menarik perhatian ku. Masih melekat dalam ingatan ku, saat kau nyatakan perasaan mu pada ku, di teras halaman rumah ku. Tak ada sepatah kata, ataupun kata-kata mesra yang terucap dari bibir mu, hanya tiga kata yang kau rangkai menjadi satu kalimat “ AKU MENCINTAI MU “??
Deg,,,,seeeeerr,,,,dag,,,,dig,,,,dug,,,,dug,,,berdesir aliran darah ku, tak beraturan detak jantung ku, lemas persendian ku, panas dingin tubuh ku, mulut ku kaku seakan terkunci, aku hanya mampu menikmati hembusan angin malam itu yang meyelimuti hati ku penuh damai. Aku masih tak percaya, ku coba mengendalikan perasaan ku yang berkecamuk. Kau mampu membaca pikiran ku yang belum percaya sepenuhnya, selangkah kau dekatkan jarak padaku, kau busik kan satu kata pertanyaan di daun telinga ku, “ MAUKAH KAU MENERIMA CINTA KU ”??
Kenapa bisa kau ungkapkan semua perasaan mu pada ku dengan setenang itu, tak taukah kau, disini aku berdiri seakan tak berpijak lagi pada bumi. Aku yang tak bisa membendung perasaan kala itu, hanya mampu berlari dengan meninggalkan secarik kertas tadi beserta jawaban ungkapan hati mu. “ iya, aku mencintai mu dan dan aku terima cinta mu.”
Ku tinggalkan kau sendiri di teras halaman rumah, yang nampak terpaku dengan kepergian ku.
Aku hampir pinsan, ku liat wajah ku memerah di balik cermin, ku rebahkan badan ku di atas tepat tidur , ku tarik nafas panjang dan ku hempas keluar lagi. ” mimpi kah ini “?? Aku bertanya pada diri ku sendiri, sambil memegang keningku yang terasa panas, seperti demam, “ iya, demam cinta “ he…he…he. aku hampir lupa jendela kamar masih terbuka, aku berdiri dengan sisa tenaga, berjalan ke arah jendela. Mata ku terbelalak seakan tak percaya, kau masih di sana, duduk di bawah remangnya lampu. Ku lambaikan tangan, kau berdiri sambil tersenyum, ku liat kartas itu kau lekatkan di dada mu, aku hanya tersipu malu.
Setelah malam itu, ku lalui hari-hari penuh dengan kasih sayang mu, perhatian dan semangat positif dari mu, tak ada rayuan gombal atau kata yang kau buat-buat, semua berjalan apa adanya, cinta yang sederhana tapi penuh makna. Jalinan itu masih tetap ada sampai aku lulus sekolah. Kata siapa kita hanya menikmati manisnya cinta, semua rasa pernah kita rasakan bersama. Segala cobaan yang sumbernya dari pihak ketigapun mampu kita hadapi. Karna dengan rasa saling percaya kita melewatinya.
Namun, hari berganti hari, bulan bahkan tahun, seiring berjalannya umur yang mendewasakan kita. Sebesar apapun kau dan aku saling mencinta, se kuat apapun keinginan kita untuk saling memiliki sampai akhir hayat, kalao Allah menghendaki kita tidak berjodoh, sia-sia yang kita usahakan. Seperti cinta kita yang berakhir dengan kepergian ku. Meninggalkan mu dan cerita cinta kita.
Aku yang tak mampu melawan kehendak kedua orang tua, dan yang tak bisa meluluhkan kerasnya hati ibumu untuk mau menerima aku sebagai wanita yang kau cinta, dengan berat hati aku meninggalkan mu sendiri. Pelukan terakhir yang kau berikan meremukkan tulang-tulang ku. Hanya deraian air mata mewakili hancurnya hati ku saat itu. Dengan hati yang tak rela kau melepas ku.
Selang beberapa bulan aku di suntung pria lain, tapi tak lantas aku melupakan mu. Nama mu dan cinta mu ku bawa dalam rumah tangga ku. Dua tahun ku rajut cinta bersama mu, melupakan mu tidak segampang mencintai mu. Setelah pernikahan ku tak pernah ada komunikasi lagi di antara kita, bukan karna saling membenci, karna sengaja ingin menjaga hati agar tak ada yang merasa tersakiti.
Empat tahun berlalu, tapi aku masih saja tak bisa melupakan mu, meski sudah ada benih cinta hasil pernikahan ku dengan suami ku sekarang. Tapi rasa itu tak seperti dulu. Perlahan memudar dari hati ku, namun bayangan mu masih melekat di fikiran dan lamunan ku.
Dan kini, tujuh tahun tlah berlalu, ku dengar kini kau dapat pengganti diri ku.dan sampai juga undangan itu di tangan ku. Belaian lembut membuyarkan memory kenagan yang sedang ku putar ulang di benak ku. Belaian hangat dari pria yang menemani ku hampir emam tahun ini. “ mau pergi sendiri atau ku antar sayang…?” ku tatap lekat-lekat wajah pria tampan di samping ku, ayah dari anak ku. Ku tahan telaga hangat yang hampir banjir di kelopak mata. “ sendiri saja “ ku jawab dengan senyuman manis. Dia hanya menepuk bahu ku, seakan dia sudah mampu membaca hati ku, terang saja, karena dia tahu semua tentang cerita cinta masa lalu ku bersama mu, sebelumnya aku menikah dengannya, ku ceritakan semua tentang kita. Isyarat yang ku tangkap darinya, yang ingin menenangkan ku.
Sore itu, tepat di resepsi pernikahan mu di gelar, di iringi gerimis yang berguguran, bertanda keberkahan. Ku hantarkan segenap do’a dan harapan agar kau bahagia. Aku tak mampu berlama-lama menyaksikan mu bersanding di pelaminan. Aku tak kuasa menahan haru, setelah menyalami mu dan memberi mu selamat, aku langsung beranjak pergi, menerobos gerimis di senja itu. Mengharapkan kau membaca surat terakhir dari ku.
CINTA MASA LALU KU……..
Alhamdulillah,,,,Alhamdulillah,,,,Alhamdulillah. Aku tak bisa menahan haru, melihat mu bersanding dengannya. Akhirnya aku bisa melihat senyum lepas mu, ingin rasanya aku memeluk memberi mu selamat, tapi itu tak mungkin. Aku tak ingin memaksamu mengingat masa lalu kita. Kehadiran ku tadi yang membawa segenap rasa mungkin untuk yang terakhir kalinya. Dan tak kan ada lagi di pertemuan-pertemuan kita berikutnya.
Di hari yang berbahagia ini untuk mu, aku hanya mampu berdo’a untuk pengganti rasa sakit hati mu yang dulu, semoga kebahagiaan slalu menyertai mu. Lupakan lah masa lalu, biarkan luka itu berlalu,jangan kau jadikan pengganggu. Pesan terakhir ku. Bakarlah surat ini setelah selesai kau baca, aku tak ingin sepucuk surat ini menjadi duri dalam bahagia mu. Bakarlah….biar menjadi serpihan abu, yang lenyap di terpa angin atau hanyut di bawa air hujan. Seperti rasa kita yang hangus terbakar oleh sang waktu. SEMOGA BAHAGIA
DARI CINTA MASA LALU MU.
Sekian dulu atrtikel mengenai Surat Cinta Sebagai Ungkapan Cinta Dan Terima Kasih Buat Mantan, semoga bermanfaat.
Dikutip Dari essa-sweety
